Sebenarnya ini hanyalah untuk mempermudah para calon pharmacist yang baru memulai debutnya ciee.....
Kebetulan saya juga masih sementara menempuh kuliah di jurusan farmasi, jadi saya taulah kisah sedih, duka, dan mampusnya anak farmasi, maka dari itu saya akan sedikit membagikan contoh laporan, sehingga saya berharap mahasiswa farmasi dapat terbantu dengan adanya contoh laporan ini.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam
dunia kefarmasian tidak pernah lepas dari praktikum, tugas, laporan, hasil
diskusi, itu semua tidak hanya didapatkan pada saat proses belajar mengajar
difakultas saja namun lebih banyak didapatkan dilaboratorium. Farmasi memang
identik dengan laboratorium, dengan sejuta kesibukan yang ada sudah menjadi
kegiatan rutin bagi seorang mahasiswa farmasi.
Dalam laboratorium dapat ditemukan
berbagai alat – alat yang biasanya digunakan untuk praktikum dan juga untuk
pada peneliti, selain itu juga ada bahan – bahan yang telah disediakan oleh
laboratorium. Salah satu laboratorium yang biasanya memiliki banyak alat dan
bahan adalah laboratorium mikrobiologi. Didalam laboratorium ini banyak sekali
alat yang pergunakan yang mungkin tidak dapat ditemukan di laboratorium lain misalnya auoklaf, mikroskop, tabung
reaksi, laf, penangas air, labu alat bulat, vial, dan masih banyak lagi.
Penggunaan alat dilaboratorium harus
sesuai dengan aturan – aturan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu pengenalan
terhadap alat – alat yang akan digunakan itu sangatlah perlu agar praktikan
dapat mengetahui fungsi dari alat – alat yang akan digunakannya. Hal tersebut
juga dapat meminimalisir terjadinya kerusakan pada alat.
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan
masalah dalam praktikum ini adalah:
1. Bagaimana gambar dari alat – alat yang akan digunakan
dalam praktikum ?
C. Maksud
Praktikum
Adapun maksud dari
praktikum ini adalah untuk
mengetahui nama-nama dan fungsi alat-alat yang digunakan selama praktikum.
D. Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah memahami
alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan praktikum berdasarkan fungsi dan
prinsip kerjanya.
E. Manfaat
Praktikum
Adapun manfaat dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis - jenis
alat, fungsi dan penggunaannya selama praktikum mikrobiologi.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
Oraganisme hidup
yang berukuran mikroskopis dibahas dalam mikrobiologi. Dalam dunianya sendiri
ada lima pengelompokan dari organisme : yaitu virus, alga, bakteri, protozoa,
dan cendawan mikroskopis (Pelczar, 1986).
Mikrobiologi
(micro + biology) adalah ilmu yang memperlajari tentang penelitian mikro –
organisme, termasuk alga, bakteri, fungus, protozoa dan virus (Dornald, 2002).
Dalam bidang
mikrobiologi kita mempelajari banyak segi mengenai jasad – jasad renik ini
(juga dinamakan microbe atau protista): dimana adanya, ciri – cirinya,
kekerabatan antara sesamanya seperti juga dengan kelompok organism lainnya.
Mikrobiologi bias dikatakan merupakan ilmu yang masih muda. Dunia jasad renik
barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu, dan makna yang sesungguhnya
mengenai mikroorganisme itu barulah dipahami dan hargai 200 tahun kemudian.
Salama 40 tahun terakhir, mimrobiologi muncul sebagai bidang biologi yang
sangat berarti (Pelczar, 1986).
Pada dasawarsa
terakhir ini perkembangan mikrobiologi berkembang dengan pesat seiring dengan
perkembangan bidang – bidang ilmu lainnya. Perkembangan ilmu tersebut dalah
untuk memenuhi kebutuhan praktis, maka sehubungan dengan hal tersebut dibutuhkan
penggolongan mikrobiolgi secra khusus. Salah satu cara penggolongan dapat
didasarkan atas orientasinya seperti pada table : (Djide, 2006).
Orientasi pada taksonomi
|
Orientasi pada habitat
|
Orientasi pada masalah
|
Virology
Bakteriologi
Fikologi / algalogi
Mikologi
Protozoologi
|
Mikrobiologi air
Mikrobiologi tanah
Miikrobiolgi laut
|
Ekologi mikroba
Mikrobiologi pathogen
Mikrobiologi pertanian
Mikrobiologi industry
Mikrobiologi persenjataan
Mikrobiologi farmasi Geomikrobiologi
|
Mikrobiologi
adalah cabang ilmu biologi berasal dari bahasa latih yaitu Mickos yang berarti
kecil, bios yang berarti makhluk hidup dan logos yang berarti ilmu pengetahuan.
Jadi mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang
ukurannya sangat kecil yang biasanya dapa dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa mikrobiologi ini adalah cabang ilmu
biologi yang memperlajari tentang makhluk hidup kecil. Mikrobiologi apabila
dipandang dari segi biologi adalah cabang ilmu ketiga dari ilmu tersebut karena
duanya itu adalah tentang hewan dan tumbuhan (Djide, 2006).
Berdasarkan
ruang lingkup mikrobiologi ilmu yang mempelajari tentang seluruh seluk beluk
kehidupan mikroorganisme. Peranan mikrobiologi sudah sejak lama diketahui disegala
bidang dan aspek kehidupan makhluk hidup utamanya manusia dalam bidang
pertanian, perikanan, kesehatan, juga bidang farmasi dan lain – lain dan hingga
saat ini bidang ilmu tersebut terlah member wawasan, dan cakrawala baru bagi
kehidupan terutama dalam perkembangan bioteknologi modern saat ini yang telah
melibatkan bidang ilmu mikrobiologi (Dwyana, 2011).
Dalam
bidang mikrobiologi ada beberapa tehnik – tehnik dasar tertenntu yang perlu
diketahui dan dipahami serta dipelajari oleh mahasiswa termasuk para peneliti
dalam bidang mikrobiologi untuk digunakan dalam laboratorium. Tehnik – tehnik
tersebut digunakan dalam memelihara bakteri, mengisolasinya dalam biakan murni,
(hanya mengandung satu macam bakteri), mengamatinya dan mengidentifikasi
mikroorganisme (Djide, 2006).
Jenis
peralatan rutin digunakan dalam aktifitas praktikum – praktikum maupun
penelitian mikrobiologi hampir selalu menggunakan alat seperti mikroskop,
autoklaf, laminar, incubator, dan lain – lain. Dalam praktikum ini mahasiswa
dapat langsung belajar mengenai komponen – komponen mikroskop tersebut dan
langsung mempraktekkan mengenai preparat yang disediakan. Sedangkan peralatan
lainnya dapat direkomendasikan cara penggunaannya, selanjutnya akan dapat
dipraktekkan pada tahap praktikum selanjutnya dibawah pengawan asisten (Saskia,
2010).
BAB
III
KAJIAN
PRAKTIKUM
A. Alat
Yang Dipakai
Adapun alat yang dipakai dalam praktikum diantara yaitu
oven, autoklaf, mikroskop, tabung reaksi, tabung gerigi, pipet tetes, pipet
skala, drigalsky, tabung durham, lumpang dan alu, tabung efendof, colony
counter, pH meter & pH universal, ose lurus, ose bulat, erlemeyer, spoit,
sendok tanduk, objek glass, dek glass, cawan petri, batang pengaduk, gelas
ukur, penangas air, chamber, labu alas bulat, botol penampak bercak, botol
elluent, pipa kapiler, kuvet, corong, jarum preparat, labu takar, mikro pipet
& tip, thermometer, eksikator, cawan porselin, gelas arloji, incubator
aerob, enkas, sentrifuge, shaker, fermentor, spectrometer UV-Vis, lampu UV,
laminar air flow, lemari fermentasi, kulkas, timbangan analitik, neraca ohaus,
jangka sorong, botol semprot aqua dest & botol semprot alkohol, rak tabung,
corong pisah, vial, pinset, disk blank, disk anibiotik, pipet volume &
bulb, pencadang, lampu spiritus, incubator anaerob, lempeng KLT, tabung
sentrifuge.
B. Cara
Kerja
Alat digambar,
diamati, dilaporkan bagian-bagian dan prinsip kerjanya.
C. Instruksi
Kerja
1. Autoklaf
a) Sebelum
melakukan sterlisisasi banyaknya air dalam autoklaf harus cek terlebih dahulu.
Jika air kurang dari batas yang ditentukan maka dapat ditambah air sampai batas
tersebut. Gunakan air habis destilasi untuk menghindari terbentuk kerak dan
karat.
b) Peralatan
dan bahan dimaksudkan, jika mensterilisasi botol bertutup ulir maka tutup harus
dikendorkan.
c) Tutup
autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang
keluar dari bibir autoklaf. Klep pengamanan jangan dikencangkan terlebih
dahulu.
d) Autoklaf
dinyalakan, di atur time dengan waktu minimL 15 menit pada suhu 121oC.
e) Ditunggu
sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak
keluar dari klep pengamanan. Kemudian klep pengamanan ditutup (dikencangkan)
dan tunggu sampai selesai. Perhitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai
2 atm.
2. Oven
Oven dilengkapi dengan kombinasi lampu tombol untuk
suply listrik dan lampu tanda oven hidup. Lampu (hijau) menyala setiap saat
oven dihubungkan dengan suplay listrik.
tombol ini mengatur aliran listrik pada sirkuit oven. Oven mempunyai kipas
untuk sirkulasi udara.Kipas hidup jika tombol on ditekan. Pada posisi tombol On
kontrol temperature akan menyala dan melakukan test singkat. Jika tidak ada
pemasangan timer, layar control akan menyala dan dilakukan test cycle singkat. Jika terdapat setting timer,
layar control mungkin tidak akan menyala pada saat oven dihidupkan – untuk
memulai control, tekan tombol U pada timer satu kali. Apabila tidak ada
pengaturan timer, atau dalam kondisi off, oven akan memulai pemanasan sesuai suhu set point pada layar
control.
3. Inkubator
1) Hubungkan
kabel power ke stop kontak.
2) Putar
tombol power ke arah kiri (lampu power hijau menyala).
3) Atur
suhu dalam incubator dengan menekan tombol set.
4) Sambil
menekan tombol set, putarlah tombol di sebelah kanan atas tombol set
hingga mnencapai suhu yang di inginkan.
5) Setelah
suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set.
6) Inkubator
akan menyesuaikan setingan suhu secara otomatis setelah beberapa menit
4. Mikroskop listrik
1. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan
mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop
berada persis di
hadapan pemakai.
2. Sambungkan mikroskop dengan aliran listrik. Lalu nyalakan
mikroskop dengan tekan tombol On.
3. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah
berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada
revolver
4. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan
jepit dengan penjepit obyek/benda.
5. Aturlah
fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil
dilihat dari lensaokuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus.
6. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar
gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 x,40 x atau 100 x, dengan cara
memutar revolver hingga bunyi klik.
7. Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpan
pada tempat yang tidak lembab.
5. Spektrofotometer
Sinar
berasal dari dua lampu yang berbeda, yaitu lampu wolfram untuk sinar Visible
(sinar tampak = 38 – 780 nm) dan lampu deuterium untuk sinar Ultra Violet (180
– 380 nm) pada video lampu yang besar. Pilih panjang gelombang yang satu lagi
untuk blanko. Detektor atau pembaca cahaya yang diteruskan oleh sampel, disini
terjadi pengubahan data sinar menjadi angka yang akan ditampilkan pada reader.
6. Laminar Air Flow (LAF)
1) Hidupkan lampu UV selama 2 jam selanjutnya matikan
segera sebelum dimulai bekerja.
2) Pastikan kaca penutup terkunci daripada posisi
terendah.
3) Nyalakan lampu neon dan blower.
4) Biarkan selama 5 menit.
5) Cuci tangan dan dengan sabun gemisidal atau alkohol
70%.
6) Usapkan permukaan interior BSC dengan alkohol 70% atau
disenfektan yang cocok dan biarkan menguap.
7) Masukkan alat dan bahan yang akan di kerjakan, jangan
terlalu penuh karena memperbesar resiko kontaminan.
8) Atur alat dan bahan yang telah dimasukkan ke BSC
sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta area yang
benar-benar steril.
9) Jangan menggunakan pembakar Bunsen dengan bahan bakar
alkohol tapi gunakan yang berbahan gas.
10) Kerja secara
aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja.
11) Setelah selesai
bekerja biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari BSC.
BAB
IV
KAJIAN
HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil
Praktikum
1. Oven
|
Keterangan:
1. Tombol On/Off
2. Lampu Indikator
3. Tombol pengatur
suhu
2. Autoklaf
|
Keterangan:
1. Alat pengatur tekanan
2. Pembuang uap
3. Pengamanan tekanan
4. Pegangan
5. Sekrup
3. Mikroskop
|
Keterangan:
1.
Tabung
2.
Kondensor
3.
Meja preparat
4.
Lensa objektif
5.
Lensa okuler
6.
Diafragma
7.
Penggerak halus
8. Penggerak
kasar
9. Penjepit
preparat
10. Kaki
4. Tabung reaksi
|
Keterangan:
1. Mulut Tabung
2. Badan Tabung
3. Dasar Tabung
5. Tabung gerigi
|
Keterangan:
1. Penutup tabung
2. Mulut tabung
3. Badan dan dasar tabung
6. Pipet tetes
|
Keterangan:
1. Karet penghisap
2. Badan pipet tetes
3. Ujung pipet tetes
7. Pipet skala
|
Keterangan:
1. Karet penghisap
2. Badan pipet
3. Skala
4. Ujung pipet
8. Drigalsky
|
Keterangan:
1. Pegangan
2. Batang segitiga
9. Tabung durham
|
Keterangan:
1. Mulut tabung
2. Badan tabung
3. Dasar tabung
10. Lumpang dan alu
|
Keterangan:
1. Mulut lumpang
2. Badan lumpang
3. Alu Dasar lumping
4. Alu
11. Tabung efendof
|
Keterangan:
1. Penutup tabung
2. Badan tabung
12. Colony counter
|
Keterangan:
1. Kaca pembesar
2. Tombol On/Off
3. Display
4. Wolffugel disk
13. pH meter dan pH
universal
|
Keterangan:
1. Tombol On/Off
2. LCD
3. Maximum immersion level
4. Minimum immersion level
5. Sensing electrode
6. Skala kertas pH universal
14. Ose lurus
|
Keterangan:
1. Pegangan kaca
2. Kawat lurus
15. Ose bulat
|
Keterangan:
1. Pegangan kaca
2. Kawat bulat
16. Erlenmeyer
|
Keterangan:
1. Mulut erlenmeyer
2. Wadah erlenmeyer
3. Skala erlemeyer
17. Spoit
|
Keterangan:
1. Skala spoit
2. Batang penekan
3. Karet penghisap
4. Mulut spoit
18. Sendok tanduk
|
Keterangan:
1. Sendok besar
2. Sendok kecil
3. Badan sendok tanduk
19. Objek glass
|
Keterangan:
1. Tempat sampel di bawah
mikroskop
20. Dek glass
|
Keterangan:
1. Dek gelas (penutup ojek
glass)
21. Cawan petri
|
Keterangan:
1. Penutup cawan petri
2. Wadah cawan petri
22. Batang pengaduk
|
Keterangan:
1. Badan batang pengaduk
23. Gelas ukur
|
Keterangan:
1. Mulut gelas
2. Skala
3. Dasar gelas
24. Penangas air
|
Keterangan:
1. Tempat penangas air
2. Badan penangas
3. Kaki penangas
25. Chamber
|
Keterangan:
1. Penutup chamber
2. Wadah chamber
26. Labu alas bulat
|
Keterangan:
1. Mulut labu alas bulat
2. Wadah labu alas
bulat
3. Dasar labu alas bulat
27. Botol penampak bercak
|
Keterangan:
1. Pentup tabung
2. Wadah tabung
3. Selang tabung
28. Botol eluen
|
Keterangan:
1. Penutup botol eluen
2. Badan botol eluen
29. Pipa kapiler
|
Keterangan:
1. Badan pipa kapiler
2. Lubang pipa kapiler
30. Kuvet
|
Keterangan:
1. Mulut kuvet
2. Badan kuvet
3. Dasar kuvet
31. Corong
pisah
|
Keterangan:
1. Penutup corong
2. Mulut corong
3. Wadah corong
4. Kran corong
5. Ujung corong
32. Jarum preparat
|
Keterangan:
1. Jarum preparat
33. Labu takar
|
Keterangan:
1. Penutup labu takar
2. Badan labu takar
3. Skala labu takar
34.
35. Mikro pipet dan tip
|
Keterangan:
1. Penghisap
2. Badan mikropipet
3. Pegangan mikropipet
4. Mata mikropipet
36.
37. Termometer
|
Keterangan:
1. Skala termometer
2. Badan termometer
3. Air raksa
4. Ujung termometer
38. Eksikator
|
Keterangan:
1. Badan eksikator
2. Tutup
eksikator
3. Pegangan
39. Cawan
porselin
|
Keterangan:
1. Badan cawan porselin
2. Mulut cawan porselin
3. Dasar cawan poresiln
40. Gelas arloji
|
Keterangan:
1. Tempat sampel
41. Inkubator aerob
|
Keterangan:
1. Pintu inkubator
2. Rak inkubator
3. Pengatur suhu
42. Enkas
|
Keterangan:
1. Kaca transparan
2. Lubang sampel
43. Sentrifuge
|
Keterangan:
1. Tombol On/Off
2. Pengatur waktu
3. Lampu tanda menyala
44. Shaker
|
Keterangan:
1. Tombol On/Off
2. Pemutar
3. Penjepit
45. Fermentor
|
Keterangan:
1.
Pompa
makanan
2.
Media
3.
Udara
4.
Jaket
thermal
5.
Distributor
udara
6.
Sensor
7.
Pompakeluar
46. Spektrofotometer
UV-Vis
|
Keterangan:
1. Tombol ON/OFF
2. Tombl pengatur angka nol
3. Pengatur kasar
4. Pengatur halus
5. Layar bacaan
47. Lampu UV
|
Keterangan:
1. Lampu Uv
48. Laminar Air Flow
(LAF)
|
Keterangan:
1. Tempat penyaringan udara
2. Lampu Uv
3. Tombol pengaturan
4. Pintu
49. Lemari fermentasi
|
Keterangan:
1. Pintu lemari fermentasi
2. Rak lemari fermentasi
50. Kulkas
|
Keterangan:
1. Pintu kulkas
2. Pengangan pintu kulkas
3. Rak kulkas
51. Timbangan analitik
|
Keterangan:
1. Layar
2. Tombol ON/OFF
3. Penutup
4. Alas timbangan
52. Neraca Ohaus
|
Keterangan:
1.
Tempat
beban
2.
Lengan
depan
3.
Lengan
belakang
4.
Skala
5.
Lekuk
6.
Alas
53. Jangka sorong
|
Keterangan:
1.
Mengukur
bagian luar
2.
Mengukur
bagian dalam
3.
Mengukur
kedalaman
4.
Mengukur
ketinggian
5.
Skala
6.
Skala
vernier
54. Botol semprot aquades
dan botol semprot alkohol
|
Keterangan:
1. Wadah botol
2. Selang penyemprot
3. Penutup botol semprot
55. Rak tabung
|
Keterangan:
1. Lubang rak tabung reaksi
2. Badan rak tabung reaksi
56. Corong
|
Keterangan:
1. Mulut corong
2. Ujung corong
57. Vial
|
Keterangan:
1. Penutup vial
2. Badan vial
58. Pinset
|
Keterangan:
1. Pegangan pinset
59. Disk blank
|
Keterangan:
1. Disk blank
60. Disk antibiotik
|
Keterangan:
1. Disk antibiotik
61. Pipet volume dan bulb
|
Keterangan:
1.
Bulb
2.
Badan
pipet volume
3.
Volume
pipet volume
4.
Ujung
pepet volume
62. Pencadang
|
Keterangan:
1. Penutup cawan petri
2. Tempat sampel
3. pencadangan
63. Lampu spiritus
|
Keterangan:
1. Sumbu
2. Badan lampu spiritus
3. Dasar lampu spiritus
64. Inkubator anaerob
|
Keterangan:
1. Pintu incubator
2. Pengatursuhu
3. Rak incubator
4. Alarm
65. Lempeng KLT
|
Keterangan:
1. Lempeng KLT tempat
Sampel ditotol.
66. Tabung sentrifuge
|
Keterangan:
1. Penutup tabung sentrifuge
2. Wadah tabung sentrifuge
3. Skala tabung sentrifuge
B. Pembahasan
Berdasarkan defenisinya mikrobiologi adalah cabang
ilmu biologi berasal dari bahasa latih yaitu Mickos yang berarti kecil, bios
yang berarti makhluk hidup dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi
mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang ukurannya
sangat kecil yang biasanya dapa dilihat dengan menggunakan mikroskop. Dengan
demikian dapat juga dikatakan bahwa mikrobiologi ini adalah cabang ilmu biologi
yang memperlajari tentang makhluk hidup kecil.
Jenis peralatan rutin digunakan dalam aktifitas
praktikum – praktikum maupun penelitian mikrobiologi hampir selalu menggunakan
alat seperti mikroskop, autoklaf, laminar, incubator, dan lain – lain. Dalam
praktikum ini mahasiswa dapat langsung belajar mengenai komponen – komponen mikroskop
tersebut dan langsung mempraktekkan mengenai preparat yang disediakan.
Pengenalan
alat ini bertujuan agar praktikan dapat mengetahui alat – alat yang digunakan
dalam praktikum, fungsi alat dan bentuk –bentuknya. Sterilisasi ini dilakukan
agar alat dan bahan yang digunakan dapat bersih dan tidak ada kontaminasi dari
luar yang dapat mempengaruhi mikroorganisme yang ada.
a. Alat – alat sterilisasi yaitu :
1. Autoklaf
Berfungsi
sebagai alat sterilisasi melalui uap panas bertekanan. Alat ini untuk mensterilkan
alat-alat atau bahan yang tidak tahan terhadap pemanasan yang tinggi, alat-alat
yang berskala dan medium.
Prinsip kerjanya
adalah pada sampel, mengkoagulasi protein bakteri. Suhu sterilisasi adalah 121oC
selama 15-30 menit. Waktu sterilisasi dihitung pada suhu dan tekanan yang
diatur dalam autoklaf telah tercapai.
2. Oven
Digunakan sebagai
alat sterilisasi dengan menggunakan panas yang tinggi. Suhu yang digunakan
antara 170oC selama 2 jam. Alat-alat yang dapat disterilkan di oven
yaitu alat yang terbuat dari kaca seperti cawan petri, tabung reaksi. Adapun
alat yang tidak bisa disterilkan di oven seperti alat yang terbuat dari plastik
dan alat yang terbuat dari kaca yang memiliki skala. peralatan yang digunakan
untuk sterilisasi dengan uap kering (oven) lebih mudah dibandingkan dengan uap
basah. Sedangkan kerugiannya adalah alat ini tidak dapat digunakan untuk sampel
yang tdak tahan pemanasan suhu tinggi dan pada alat-alat yang berskala dan yang
terbuat dari plastic karena dapat meleleh jadi penggunaanya terbatas.
Prinsip
kerja oven yaitu sebagai alat sterilisasi
dengan menggunakan panas yang tinggi. Terpaparnya mikroorganisme dengan adanya
pemanasan kering selama 2 jam denagn suhu 150 – 160
atau selama 1 jam dengan suhu 200
,
dimana sel tersebut mengalami dehidrasi sehingga mengalami koagulasi protein
sampai sel tersebut mati.
3. Lampu UV
Digunakan untuk
menghambat pertumbuhan bahkan membunuh mikroorganisme serta mengsterilkan
alat-alat. Untuk melihat bercak noda yang ada pada KLT (Kromatografi Lapis
Tipis), panjang gelombang yang digunakan yaitu 250 nm – 270 nm tetapi pada pada
panjang gelimbang 265 nm yang paling efektif untuk membunuh bakteri.
Terpaparnya bakteri
oleh sinar UV akan menyebabkan terjadinya reaksi dimerisasi basa timin dimana
akan terjadi proses transformasi rantai DNA sehingga terjadi kesalahan
pembacaan kode denetik pada rantai DNA sel bakteri.
4. Ose
Bulat
Digunakan
untuk menginokulasi bakteri . dan prinsip kerjanya yaitu dengan
digoreskan pada medium dan disterilkan dengan cara dipijarkan dari pangkal ke
ujung pada lampu spiritus.
5. Inkubator
Alat yang digunakan untuk menginkubasi
atau meremajakan mikroba. Prinsip
kerjanya adalah menumbuhkan mikroorganisme dalam ruang pada suhu 37o
C 1 x 24 jam untuk bakteri dan 3 x 24 jam untuk jamur.
6. Ose Lurus
Digunakan
untuk mengisolasi dan menginokulasi bakteri. Prinsip kerjanya dengan ditusukkan
(metode tusuk) pada medium dan disterilkan dengan cara dipijarkan dari pangkal
ke ujung pada lampu spiritus.
7. Jarum
preparat
Dapat digunakan untuk
mengisolasi kapang dan khamir. Prinsip kerjanya dengan ditusukkan pada medium.
8. Colony counter
Digunakan untuk menghitung
jumlah koloni yang tumbuh diatas maupu dibawah media. Prinsip kerjanya dengan cara
menghitung jumlah koloni dengan bantuan kaca pembesar, dimana cawan petri
diletakkan di atasnya lalu ditentukan atau dihitung jumlah koloni dan akan
tersimpan dengan menekan tombol save setelah angka-angkanya berhenti.
9. Spektrofotometer
Digunakan untuk
mengukur absorban dan transmitan dari suatu larutan sampel berdasarkan pada
panjag gelombang sehingga dapat diketahui kadar sampel tertentu.
Prinsip kerjanya
yaitu dimana cahaya polikromatik dari sumber cahaya yang dilewatkan pada
monokromator kemudian intensitas dari cahaya, dimana ada yang akan diserap oleh
sampel, ada yang dipantulkan dan ada pula yang diteruskan, dimana cahaya yang
diteruskan ini tetangkap oleh detektor dan diperkuat oleh amplifier dan
diteruskan pada layar, inilah yang dinamakan absorban (A) adalah cahaya yang
diserap dan transmitan (T) adalah cahaya yang diteruskan.
10. Tabung reaksi
Kegunaan adalah wadah medium
dalam bentuk cairan dimasukkan dalam wadah, dimana disterilkan dengan cara
tabung reaksi dibungkus kertas dan biasanya disterilkan dalam oven.
11. Cawan Petri
Digunakan sebagai tempat
menumbuhkan atau menghitung banyaknya
mikroba dan mengamati morfologi dan bentuk mikroorganisme.
12. Tabung efendof
Tabung durham adalah
alat yang digunakan sebagai penampung gas yang berupa gas CO2 dari
hasil permentasi mikroba. Alat
ini dimasukkan ke dalam tabung reaksi dalam keadaan terbalik dimana untuk
mensterilkan dibungkus dengan kertas dan dimasukkan dalam oven.
13. Gelas Kimia
Kegunaannya untuk melarutkan zat
atau bahan dalam bentuk serbuk.
14. Gelas ukur
Digunakan
sebagai alat yang digunakan mengukur volume dimana pengukuran gelas ukur lebih
tepat atau teliti dibandingkan dengan gelas kimia
15. Objek gelas
Dapat
digunakan untuk wadah tempat meletakkan mikroba yang akan diamati pada
mikroskop. Berupa lempengan kaca transparan berbentuk persegi panjang.
16. Dek gelas
Dek gelas berupa
lempengan kaca tipis, mudah pecah, berbentuk persegi, dapat digunakan sebagai
penutup dari objek gelas dipasangkan dengan mikroskop untuk melihat mikroba
yang ukurannya sangat kecil.
17. Pinset
Berfungsi untuk
mengambil preparat, contohnya paper disk. Cara sterilisasi yaitu dengan dipijarkan
pada nyala lampu spiritus hingga membara/panas.
18. Kulkas
Kulkas digunakan
untuk menyimpan medium pada temperatur rendah.
19. Mikroskop
Kegunaannya untuk mengamati mikroba. Prinsipnya
sama dengan mikroskop pada umumnya
dimana sampel yang terdapat pada kaca objek disinari oleh cahaya dan lampu lalu
bayangan ditangkap oleh lensa objektif dan selanjutnya bayangan diteruskan ke
lensa okuler yang terdapat diatasnya. Bayangan yang nampak pada lensa okuler
inilah yang dapat kita lihat.
20. Mikropipet
Digunakan
sebagai alat untuk memindahkan atau mengambil sampel
dengan komposisi yang kecil dalam skala yang pasti. Bagian-bagiannya adalah
gagang, skala, tombol penarik sampel, tombol pelepas jarum, dan jarum.
Ujung
mikropipet dimasukkan dalam medium kemudian batang pengisap ditarik.
21. Enkas
Digunakan sebagai tempat
peremajaan jamur atau bakteri. Bagian-bagiannya berupa lubang dan wadah/ruang
tempat cawan petri.
22. Spoit
Digunakan
untuk memasukkan zat uji ke dalam pencadang dan ke dalam medium serta digunakan
untuk memindahkan medium.
23. Gelas arloji
Digunakan
sebagai tempat untuk menempatkan sampel.
Terbuat dari kaca berbentuk piring.
24. Gelas Erlenmeyer
Digunakan
untuk menghomogenkan sampel atau sebagai
tempat medium. Bagian-bagiannya mulut, leher, wadah, dan skala.
25. Batang pengaduk
Digunakan sebagai alat
untuk menghomogenkan
sampel terbuat dari kaca. Bagian-bagiannya adalah gagang dan pengaduk.
26. Botol semprot aquadest
Digunakan sebagai wadah untuk
aquadest yang akan digunakan dalam mencuci alat. Ada penutup, wadah dan selang.
27. Botol semprot alkohol
Digunakan sebagai wadah untuk
alkohol dalam membunuh mikroorganisme yang melekat pada meja dan tangan.
Komponennya adalah wadah, selang, penutup, dan handspray. Hanya dengan menekan
handspraynya maka akan keluar alkohol.
28. Kuvet
Digunakan sebagai
wadah untuk menyimpan cairan pada spektrofotometrer sebelum dilakukan
pengujian.
29. Jangka sorong
Digunakan untuk
mengukur diameter, kedalaman dan ketebalan dari suatu alat yang akan digunakan
30. Spatel
Digunakan
sebagai alat untuk memindahkan atau mengambil
sampel. Bagian-bagiannya adalah gagang dan ujung spatel (tempat sampel).
31. Drigalsky
Merupakan alat untuk
meratakan sampel di atas medium. Bagian-bagiannya adalah gagang dan ujung yang
berbentuk segitiga terbuat dari kaca.
32. Vial merupakan tempat/wadah sampel
33. Sendok tanduk
Digunakan
sebagai alat untuk memindahkan atau mengambil
sampel. Bagian-bagiannya adalah gagang, sendok kecil dan sendok besar pada setiap
ujungnya.
34. Lumpang dan alu
Digunakan
sebagai alat untuk menggerus atau menghaluskan
sampel. Bagian-bagiannya pada alu yaitu gagang dan penggerus sedangkan pada
lumpang yaitu wadah dan mulut lumpang.
35. Rak tabung
Rak
tabung merupakan tempat tabung reaksi. Bagian-bagiannya adalah lubang dan stand
tempat pengeringan tabung.
36. Botol penampak bercak
Digunakan
sebagai wadah untuk menempatkan pereaksi penampak
bercak dengan tujuan menentukan golongan senyawa antimikroba dari suatu ekstrak
tersebut.
37. Shaker
Digunakan sebagai alat
untuk mempercepat penyebaran mikroorganisme, inkubasi mikroorganisme dengan
adanya pengadukan dengan menggunakan kecepatan tertentu.
38. Eksikator
Merupakan alat untuk
menyimpan ekstrak sehingga diperoleh ekstrak kental atau ekstrak kering.
39. Kertas pH
universal
Merupakan
alat untuk mengukur pH atau mengukur asam basa larutan secara manual.
40. pH meter
Kegunaannya sebagai alat untuk mengukur
pH secara elektrik.
41. Pencadang
Digunakan
sebagai tempat sampel dapat berpenetrasi keluar ke
medium padat di bawahnya untuk membunuh bakteri.
42. Chamber
Merupakan
wadah untuk menempatkan eluen yang telah dicampur.
43. Corong
Digunakan sebagai alat
untuk membantu menuang cairan ke wadah yang lebih kecil mulutnya.
44. Jarum
preparat
Digunakan sebagai alat untuk menyebarkan
sampel atau menusuk mikroorganisme.
45. Labu ukur
Digunakan sebagai tempat mengencerkan zat tertentu
hingga batas leher tabung ukur.
46. Mikro pipet dan tip
Digunakan untuk
memindahkan zat atau larutan tertentu dari satu tempat ke tempat lain.
47. Termometer
Digunakan untuk mengukur suhu pada zat atau
larutan tertentu.
48. Eksikator
Digunakan untuk mendinginkan bahan atau
wadah sebelum dilakukan penimbangan serta untuk menyimpan bahan agar tetap
dalam kondisi kering.
49. Cawan porselin
Digunakan sebagai wadar untuk menyimpan
larutan sebelum ditimbang.
50. Gelas
arloji
Digunakan untuk menyimpan bahan yang akan
ditimbang terutama untuk bahan padat atau pasta.
51. Inkubator
aerob
Digunakan untuk menginkubasi atau
menumbuhkan bakteri aerob.
52. Enkas
Digunakan sebagai wadah atau tempat
untuk menyimpan jamur.
53. Fermentor
Digunakan untuk memasukkan udara ke dalam
cairan kultur dalam fermentor.
54. Spektrofotometer
UV-Vis
Digunakan untuk menghitung jumlah
mikroba dalam suatu larutan.
55. Shaker
Digunakan untuk menghomogenkan suatu
campuran bahan.
56. Sentrifuge
Digunakan untuk memisahkan antara partikel
padat dan cair.
57. Pinset
Digunakan untuk menjepit alat – alat
kecil yang sudah di panaskan.
58. Disk blank
Digunakan mensterilkan alat dengan oven
yang terbuat dari kertas saring dan dicelupkan kedalam cairan antibiotic.
59. Pipet volume
Digunakan untuk mengukur larutan dalam
volume larutan yang diukur.
60. Pencadang
Digunakan sebagai
tempat sampel untuk pengaturan kemampuan penghambat suatu zat terhadap
mikroorganisme dengan metode difusi agar.
61. Lampu
spiritus
Digunakan untuk pemanasan
larutan, atau alat.
62. Neraca Ohaus
Digunakan untuk menimbang berat sampel yang akan digunakan dalam
praktikum dengan ketelitian 0,001 mg.
63. Lempeng KLT
Digunakan untuk
memisahkan campuran senyawa menjadi senyawa murni.
64. Tabung
sentrifuge
Digunakan sebagai tempat bahan yang akan diendapkan
dengan alat sentrifuge.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan dapat disimpulkan bahwa pengenalan alat dibutuhkan agar praktikan
dapat mengetahui fungsi dan bentuk – bentuk dari alat – alat yang ada
dilaboratorium. Pensterilan alat digunakan agar alat tidak dan bahan yang akan
digunakan tidak terkontaminasi dengan mokroorganisme lain yang tidak diinginkan
yang dapat mempengaruhi atau merusak mikroorganisme yang ada.
B. Saran
Diharapkan kepada kakak
asisten agar tetap mempertahankan cara bimbingannya kepada praktikan selama
berlangsungnya praktikum, dan diharap tuntunannya selalu pada praktikum
selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Djide,natsir
dan sartini. 2014. Mikrobiologi Farmasi
Dasar. Universitas Hasanuddin: Makassar
No comments:
Post a Comment